Sejarah

A.     NAMA DESA GOBLEG
Nama Desa Gobleg rupanya berasal dari kata Gobed yang artinya Kukur atau Parut. Kata Gobed mengalami perubahan bentuk menjadi nama Gobleg. Nama Gobeg itu dijumpai dalam naskah babad Gobleg. Dalam babad itu beberapa kali disebut nama Indu Gobed. Sumber-sumber yang dapat mengungkapkan sejarah Desa Gobleg sangat langka.
Secara utuh nama Gobleg itu dijumpai dalam babad pasek, dalam babad Pasek itu disebutkan sejumlah nama antara lain : I Pasek Budaga, Pasek Akah, Pasek Gobleg, Pasek Bebeti, Pasek Depaa, dan lain-lain. Sedangkan dalam Pasek Gobleg tidak ditemukan nama nama Gobleg melainkan yang ada adalah Indu Gobleg. Rupa-rupanya nama Gobeg inilah berubah menjadi Gobleg. Nama Pasek Gobleg, sejak jaman dahulu dikenal olehj masyarakat  malah ada yang memuja sebagai tokoh suci. Menurut berita dari orang-orang yang dapat dipercaya, bahwa di desa Selingsing ( Kabupaten Tabanan ) ada bangunan suci yang dianggap sebagai tempat bersemayam roh suci dari tokoh Pasek gobleg.

B.     WAKTU BERDIRINYA DESA GOBLEG
Mengingat belum adanya sumber yang dapat mengungkapkan  waktu berdirinya Desa Gobleg, berdasarkan adanya nama-nM tokoh sejarah yang disebut dalam prestasi gobleg,babad pasek, babad dalem, dan sejarah Bali. Dalam presasti gobleg No : 110 yang dikeluarkan oleh jaman pemerintahan Ugrasena ( tahun 915-936 ) disebut Desa Hunusan ( disebelah utara desa Gobleg ) berada dibawah kekeuasaan Desa Tamblingan. Ini berarti bahwa desa Hunusan sudah ada pada abad ke 10. lalu bagaimana dengan Desa Gobleg , Desa Gobleg sekarang hanya dibatasi oleh sungai dengan Desa Hunusan. Ada kemungkinan wilayah Desa Gobleg sekarang telah dihuni oleh masyarakat pada abad ke 10, atau baranmg kali wilayah Desa Gobleg sekarang sebagai daerah perkebunan dari masyarakat desa Hunusan. Dalam babad Gobleg, ada disebut tokoh Ngurah Panji Landing, sebutan Ngurah Panji Sakti dalam Babad Gobleg adalah sama dengan Gusti Ngurah Panji Sakti yang disebut dalam babad Buleleng. Dalam sejarah Bali ada disebut bahwa Gusti Ngurah Panji sakti menyerang Belambangan ( Jatim ) pada tahun 1697 abad ke 17 tidak mustahil ada hubungan antara Desa Hindu Gobed (Gobleg ) dengan Gusti Ngurah Panji Sakti yang pernah menterang Blambangan, mengingat di Desa Gobleg dewas ini ada  sebuah pura yang bernama ura Blambangan yang berada di Br Jembong Desa Gobleg. Dalam babad Pasek disebut ada seorang Raja ( Dalem ) Waturenggong dan Seorang brahmana bernama Danghyang Niratha, kedua tokoh ini hidup dalam abad ke 16. berdasarkan data-data tersebut diatas, dapat dimpulkan bahwa Desa Hunusan sudah ada pada abad ke 10 dan nama Indu Gobed maupun Pasek Gobleg di perkirakan muncul pada abad 16 – 17, jadi sebutan Gobleg sudah ada kira-kira pada abad16-17.


C.     HUBUNGAN DESA GOBLEG DENGAN DESA TAMBLINGAN
Sebagian dari prasasti perunggu yang dinamakan prasasti Gobleg mengungkapkan Desa Tamblingan disekitar Danau Tambligan. Desa Tamblingan mulai berperan mulai abad ke 10 samapai abad ke 14, sebagai pusat Pemeritahan, Budaya dan Kerohanian. Dimana jaman dahulu berdiri sebuah biara dan pertpaan. Dalam Prasasti disebutkan bahwa Desa Hunusan, Panji kedudukan Tengah Mel ( diwilayah Desa Munduk ).di bawah kekeuasaan Desa Tamblingan . ini berarti desa tersebuttelah menjalin hubungan semenjak abad ke 10. Desa Tamblingan mempunyai kedudukan penting pada jaman dahulu, ini dapat diketahui adanya kunjungan yang dilakukan oleh Arya Kenceng ke Desa Tamblingan pada abad ke 14. setelah Menetramkan Desa Tamblingan arya kenceng meneruskan perjalanan ke Goa Gajah ( Gianyar ) keadaan Desa Tamblingan pada abad ke 15 tidak terdengar lagi, sementara ada dugaan dari penduduk yang bermukim di bekas Desa Tamblingan bahwa pernah terjadi letusan gunung api yang mengancam Desa Tamblingan, dengan adanya bukti bahwa da kawah ynag di sebut kawah Empelah Kuwali.selain itu juga di lereng gunung tersebut terdapat sebuah kepudan atau pulkan yang disebut naga loka.dengan adanya gunung meletus maka Dsa Tamblingan mengungsi Desa Gobleg sudah tentu mereka membawa pusaka suci seperti Prasasti Perunngu dan pusaka suci lainnya. Ditempat ini mereka mendirikan Pura Pemelungan Agung yang berlokasi di Br Dinas Tengah Desa Gobleg, yang pertma kali didirikan untuk persembahyangan bagi umat mendukung ( Penyungsung) yang berada di Tamblingan. Didewasa ini pura ini pura tersebut bukan lagi disungsung oleh masyarakat sekitar ( Desa Gobleg, Munduk, Gesing dn Umajero ), ada masyarakt pendudkung diluar kabupaten Bueleng yang mempunyai keyakinan bahwa berasal dari warga desa yang sama. Keyakinan itu ditelusuri adanya persamaan keyakinan terhadap sumber mata air suci ( toya atau Tirta )di Suwukan Atau Bulakan ( Keduanya berada di Desa Gobleg ). Desa adat yang berpusat di Desa Gobleg ni dipimpin oleh Keluarga Gusti yang sangat di hormati oleh masyarakat pendudkung Desa adat Gobleg yaitu Keluarga Gusti yang tinngal di Jero / Puri Gobleg. Beliaulah yang paling berhak menyelesaikan Upacara ( Bhuta Yadnya, Manusia Yadnya ) untuk masyarakat Pendudkungnya ( Warga Yang Memuja/ Penyungsung di Pura Ciwa Desa Gobleg ) dan Ciwa Muka Suwukan  atau Ciwa Muka Bulakan.